Kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah akuntansi keuangan lanjutan 2, diharapkan anda bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut:
- Apa itu Laporan Keuangan Konsolidasi?
- Kapan diperlukan?
- Metode/Pendekatan/Approach apa saja yang biasa dipakai?
- Bagaimana prosedurnya?
- Bagaimana menyusunnya?
Gambaran Umum Laporan Keuangan Konsolidasi
Definisi Umum
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan – akan entitas – entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Dari difinisi umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Otherwise, laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan.
Artinya; jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya.
Catatan: Wujud concrete dari “hak kendali yang lebih” disini adalah adanya kepemilikan saham beredar yang mayoritas (lebih banyak) dibandingkan perusahaan yang lainnya.
Tujuan laporan keuangan konsolidasi
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.Konsolidasi diharuskan jika satu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain.Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi
- Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan peyedia dana lainnya.
- Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi.
Perlu disadari; Disamping memberi manfaat, laporan keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain:
- Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja perusahaan lain yang bagus
- Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan, begitu pula dengan aktiva.
- Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk perusahaan.
- Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang
- Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang wajar.
Gambaran Umum Proses Konsolidasi
Sebagai informasi awal saja, secara umum prosedur dan proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau lebih) digabungkan atau ditambahkan bersama-sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi. Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait dengan transaksi dan kepemilkan antar perusahaan. Proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi akan menjadi masalah apabila kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.
Merger & Acquisition - Financial Planning View
Penggabungan Usaha adalah salah satu strategy dari aktivitas perluasan usaha yang banyak dilakukan. Dan penggabungan usaha pilihannya ada 2 (dua), yaitu: Merger & Acquisition. Sebagai pegawai accounting dan keuangan (mulai dari staff hingga management) mau tidak mau harus memahami prosedur dan bisa melakukan administrasi atas kejadian ekonomi seperti ini. Itulah sebabnya mengapa memahami Merger & Acquisition Accounting adalah penting bagi orang-orang accounting dan keuangan.
Jika dicarikan definisinya, penggabungan usaha adalah aktifitas perluasan usaha yang dilakukan dengan cara menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya untuk memperluas usaha.
Tentu banyak possibilities penyebab mengapa melakukan penggabungan usaha, diantara banyaknya kemungkinan yang ada, berikut ini adalah kemungkinan penyebab (alasan) yang paling common:[-]. Investment profitability
Melakukan investasi pada perusahaan yang sehat dan memiliki tingkat profitability yang tinggi adalah salah satu alasan mengapa penggabungan usaha adalah pilihan perluasan usaha. Dengan berinvestasi pada perusahaan yang profitable, maka perusahaan akan berkesempatan untuk ikut menikmati keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan investee.
[-]. Business Diversification
Diversifikasi usaha (business diversification) adalah strategy lainnnya yang banyak ditempuh. Dengan menguasai berbagai bidang usaha yang berbeda-beda akan membuka kesempatan untuk memperoleh gain yang lebih banyak lagi dalam business.
[-]. Business Scale
Peningkatan skala perusahaan (business scale) adalah alasan lain mengapa dilakukan penggabungan usaha. Setelah penggabungan terjadi, tentu asset perusahaan akan bertambah, kapasitas bertambah, jangkauan pasar akan lebih luas dan yang tentunya akan diikuti oleh peningkatan omset, integrasi dari peningkatan itulah yang akan menyebabkan skala perusahaan menjadi bertambah besar.
[-]. Risk Reduction
No business could be a risk free. Definitely no. Dengan kata lain; adalah tidak mungkin menghilangkan resiko dari sebuah business, yang mungkin adalah berusaha me-manage resiko yang ada, tentunya dengan berbagai strategy yang diterapkan. Menjalankan satu usaha saja, disamping kesempatan untuk memperoleh gain yang lebih besar menjadi lebih terbatas (dibandingkan jika melakukan diversifikasi), juga sama artinya dengan menaruh business pada potensi resiko tanpa jalan keluar. Dengan ekspansi usaha diharapkan resiko akan lebih tersebar sehingga akan menjadi lebih ringan, atau resiko kerugian pada perusahaan yang satu, mungkin akan bisa ditutup oleh perusahaan lain yang dimiliki.
[-]. Controlling power gain
Controlling power gain is a typical reason. Ini adalah satu alasan khas mengapa suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha. Bisa dikatakan alasan inilah yang paling mendominasi. Ada berbagai kemungkinan alasan mengapa suatu perusahaan ingin mendapatkan kendali atas perusahaan lain, diantaranya:
a). Market penetration
Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang mengalami kesulitan untuk memasuki suatu area pasar tertentu.
Contoh:Danone ingin memasuki pasar air mineral di Indonesia, sementara Aqua sudah mengurat akar di masyarakat konsumen Indonesia, Danone tidak mempunyai pilihan lain selain membeli Aqua untuk bisa memasuki pasar terbesar di south east asia (khususnya Indonesia).
b). Supplies sustainability
Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar yang mengalami kesulitan supply akibat raw material dikuasai oleh perusahaan lain. Untuk memastikan sustainability supplies, perusahaan tidak memiliki pilihan lain selain membeli perusahaan tersebut.
c). Technology advancement
Banyak perusahaan yang invest (read:acquisites) karena perusahaan investee memiliki technology yang dianggap unggul dan mampu menopang kelangsungan businessnya. Contoh: Google Inc mengakuisisi Feed Burner. Atau Times Warner yang mengakuisisi AOL.
d). Reducing competition
Menguasai perusahaan competitor adalah salah satu strategy untuk memenangkan persaingan.
Contoh:
Issue yang paling hot saat ini adalah penjualan Yahoo. Google Inc dan Microsoft Inc. sedang berusaha keras untuk bisa mengakuisi Yahoo. Kita ketahui ketiganya adalah raksasa search engine terbesar di muka bumi ini untuk era sekarang. Kita sama-sama lihat apakah nanti yahoo akhirnya akan di akuisi oleh Google Inc. atau Microsoft Inc.
Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha
Pengambila-alihan suatu usaha lain, sejatinya hanya dengan 2 (dua) kemungkinan cara, yaitu:
[a]. Net Asset Acquisition (Pengambil-alihan “Aktiva Bersih”)
Jika yang diambil-alih adalah aktiva bersihnya, maka penggabungan usaha tersebut diacatat sebagai MERGER atau bisa jadi CONSOLIDATION. Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah merger operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas.
Jika setelah pengambil-alihan terjadi, perusahaan investee dibubarkan (dilikuidasi) dan perusahaan hasil penggabungan memakai bendera perusahaan investor (pengakuisisi), maka bentuk penggabungan ini disebut dengan “MERGER”.
Contoh: Perusahaan XX + Perusahaan YY = Perusahaan XX
Sedangkan jika setelah penggabungan terjadi, kedua perusahaan atau lebih semuanya dibubarkan (dilikuidasi) dan muncul bendera baru dengan nama entitas baru sebagai hasil peleburan kedua usaha (atau lebih) yang melanjutkan usaha, maka bentuk penggabungan ini disebut dengan “CONSOLIDATION”.
Contoh : Perusahaan XX + Perusahaan YY = Perusahaan ZZ
[-]. Share Acquisition (Pengambil-alihan saham).
Dalam hal ini, pengambil-alihan dilakukan dengan cara membeli saham mayoritas berhak-suara perusahaan investee (bukan dengan mengambil alih aktiva bersihnya).
Jika perusahaan yang diambil-alih dibubarkan (dilakuidasi), maka bentuk ini dicatat sebagai “MERGER” atau bisa jadi “CONSOLIDATION” (berlaku seperti net asset acquisition di atas).
Sedangkan jika perusahaan terakuisisi tidak dibubarkan dan tetap sama-sama beroperasi, maka penggabungan ini dicatat sebagai “SHARE ACQUISITION”. Selanjutnya, perusahaan pengakuisisi disebut sebagai "PARENT COMPANY (Perusahaan Induk)" sedangkan perusahaan terakuisisi selanjutnya disebut sebagai “SUBSIDIARY (Anak Perusahaan)”.
Karena tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi memperlakukan kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi. Dalam akuisisi saham, perusahaan pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali, cukup hanya dengan menguasai saham mayoritas.
Hubungan yang timbul dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain yang disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui pemilikian mayoritas di saham biasa.
Merger & Acquisition Accounting melibatkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan; bagaimana transaksinya distrukturisasi, bagaimana kesepakatan (M&A) dicatat, kapan konsolidasi dilakukan. Yang paling penting adalah "bagaimana laporan M&A disusun" agar bisa me-representansi posisi keuangan obyektif baik itu di sisi perusahaan induk (acquirer/parent company) maupun subsidiary (acquire).
Metode pencatatan M&A
Ada 2 (dua) metode pencatatan:
[1]. Purchase Method (Metode Pembelian):
Metode ini mengakui adanya goodwill, dengan nilai goodwill sebesar selisih dari harga beli dan harga wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi.
Catatan:Goodwill considered as a factor yang menyebabkan perusahaan dapat memperoleh laba di atas rata-rata. Seperti aktiva lainnya goodwill dinilai berdasarkan biaya perolehan awalnya dari pembeli jika dapat secara objective ditentukan, untuk selanjutnya di amortisasi.
[2]. Pooling of Interest Method (Metode Penggabungan kepemilikan)
Metode ini tidak mengakui adanya goodwill karena tidak ada harga beli, hanya nilai buku yang terbawa (diakui).
FASB No 141 ”Busines Combination” tahun 2001 menyatakan penghapusan “Pool of Interest Method. So sejak statement#141 dikeluarkan, diharapkan semua M&A menggunakan metode pembelian.
Pada prakteknya, masih banyak M&A yang menggunakan Pool of Interest Method. Hal ini karena:
- Terhindar dari peningkatan biaya depresiasi atas aktiva yang direvaluasi.
- Terhindar dari beban amortisasi goodwill.
- Peningkatan fleksibilitas manajemen terkait dengan dividen.
- Manajemen memiliki kesempatan menciptakan laba yang sebelumnya belum dilaporkan
- Menyembunyikan nilai kepentingan yang diberikan dalam M&A’s
- Melindungi manajemen dari kritik pemegang saham (harga beli aktiva yang lebih tinggi dari nilai wajar aktiva)
Mendeterminasi “Nilai Beli” dalam “Purchase Method” M&A
Pembeli memperhitungkan seluruh biaya perolehan sehubungan dengan akuisisi aktiva bersih atau saham perushaan lain sebagai bagian dari harga beli.
Ada beberapa expenditure yang mungkin timbul dari M&A’s:
Direct Expenditure: imbal jasa bagi penemu (finder’s fee), Accounta fee, Lawyer Fee dan Appraisal fee
Expenditure pengeluaran efek: biaya pendaftaran efek, audit, dan hukum sehubungan pendaftaran saham dan komisi pialang.
Indirect & General Expenditure: biaya gaji accountant yang merupakan pegawai perusahaan pengakuisisi dalam M&A’sContoh Kasus:
Pada tanggal 1 Januari 2008, Royal Bali Inc. (RBC) membeli semua aktiva dan kewajiban PT. Baik Baik Saja (BBS) dalam satu merger dengan mengeluarkan 10,000 lembar saham PT. Baik Baik Saja dengan nilai nominal $ 10. Saham yang dikeluaran tersebut mempunyai nilai pasar $ 600,000.
Royal Bali Inc mengeluarkan Legal expense dan Appraisal expense sebesar $40,000 sehubungan dengan M&A’s dan biaya pengeluaran saham sebesar $25,000.
Total harga beli saham, sama dengan nilai saham yang dikeluarkan Royal Bali Inc ditambah biaya tambahan yang terjadi sehubungan dengan akuisisi aktiva.
Total Harga Beli dapat dihitung:Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $ 600,000Other Acquisition Cost = $40,000--------------------------------------------------------Total Harga Beli = $640,000
Saham yang dikeluarkan oleh Royal Bali Inc untuk melakukan M&A’s dinilai pada nilai wajar dikurangi dengan biaya pengeluaran saham.
Nilai tercatat sahamnya dihitung dengan:Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $600,000Biaya Pengeluaran Saham = ($25,000)--------------------------------------------------------Nilai tercatat saham = $575,000
Perbandingan Nilai Buku dengan Nilai Wajar M&A’s melalui pembelian aktiva bersih PT. Baik Baik Saja menjadi sebagai berikut:
Transaksi M&A dicatat dengan jurnal:[Debit]. Kas dan Piutang = $ 45,000[Debit]. Persediaan = $ 75,000[Debit]. Tanah = $ 70,000[Debit]. Bangunan & Peralatan = $ 350,000[Debit]. Paten = $ 80,000[Debit]. Goodwill = $ 130,000[Credit]. Kewajiban lancar = $ 110,000[Credit]. Saham biasa = $ 100,000[Credit]. Tambahan modal disetor = $ 475,000[Credit]. Biaya merger tangguhan = $ 40.000[Credit]. Biaya pengeluaran Saham tangguhan = $ 25.000Catatan:[-]. Goodwill sebesar $ 130,000 berasal dari total harga beli aktiva bersih dikurangi dengan nilai wajar dari aktiva bersih; $640,000 – $510,000 = $130,000[-]. Nilai Saham Biasa = $10 x $ 10,000 = $ 100,000[-]. Tambahan Modal disetor = Nilai tercatat saham–Saham biasa= 575,000-100,000 = $475,000M&A’s melalui Pembelian Saham (Share Acquisition)M&A’s yang dilakukan melalui pembelian saham berhak suara dari perusahaan lain bukan melalui akuisisi aktiva bersih disebut dengan SHARE ACQUISITION (read;Acquisition saja).
Contoh kasus:
Royal Bali Inc menukarkan 10,000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar $ 600,000 untuk semua saham PT. Baik Baik Saja dalam transaksi pembelian, timbul biaya merger sebesar $40,000 dan biaya pengeluaran saham $ 25,000 yang sebelumnya dicatat dalam Account tangguhan.
Untuk mencatat pembelian saham PT Baik Baik Saja, maka di jurnal:
[Debit]. Investasi pada saham PT. Baik Baik Saja = $640,000[Credit]. Saham biasa = $100,000[Credit]. Tambahan Modal disetor = $475,000[Credit]. Biaya merger tangguhan = $40,000[Credit]. Biaya pengeluaran saham tangguhan = $25,000
Pelaporan Kepemilikan Antar-Perusahaan
Untuk investasi pada saham biasa, pelaporan kepemilikan antar-perusahaan dapat menggunakan 3 (tiga) method, yaitu:
[-]. Laporan Keuangan Konsolidasi[-]. Expense Method[-]. Equity MethodPenerapan metode tergantung pada ”Control Level Factor” yang dimiliki investor pada investee.
[-]. Expense Method: untuk tingkat kepemilikan 0% - 20 % memiliki Control Level yang tidak signifikan.[-]. Equity Method: untuk tingkat kepemilikan > 20% - 50 % memiliki Control Level yang signifikan.[-]. Laporan Keuangan Konsolidasi: Tingkat kepemilikan > 50 % memiliki Control Level yang dominant.Selanjutnya kita bahas satu persatu untuk masing-masing method di atas.
Expense Method
Outlined:[-]. Dicatat oleh investor berdasarkan biaya historisnya.
[-]. Pendapatan diakui oleh investor jika deviden diumumkan oleh invstee
[-]. Expense Method digunakan ketika investor tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan atau tidak mempunyai pengaruh yang signifikan atas investee, yang disebabkaan besarnya investasi investor ke investee (kurang dari 20%)
Contoh Kasus:
PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja (BBS) senilai $100,000 pada awal tahun tetapi tidak memiliki pengaruh sigifikan kepada BBS. Selama tahun berjalan BBS memiliki laba bersih $50,000 dan membayar dividen $20,000.
PT. Royal Bali Cemerlang mencatatnya dengan jurnal:
[Debit]. Investasi pada saham biasa BBS = $100,000[Credit]. Kas = $100,000
(Catatan: Untuk mencatat pembelian pada saham biaya PT. Baik Baik Saja).
[Debit]. Kas = $4,000[Credit]. Pendapatan Dividen = $ 4,000
(Catatan: Untuk mencatat pendapatan dividen dari PT. Baik Baik Saja=$20.000 x 20%).
Catatan:RBC hanya mencatat bagiannya atas laba yang di bagikan oleh BBS dan tidak membuat jurnal untuk bagian yang tidak dibagikan. Nilai tercatat investasi tetap sebesar biaya perolehan awal $ 100,000.Equity Method (Metode Ekuitas)
Outlined:[-]. Ditujukan untuk mencerminkan perubahan Equity atau kepemilikan investor dalam investee.
[-]. Investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan disesuaikan tiap periode untuk bagian investor atas laba atau rugi investee dan dividen yang diumumkan oleh investee
Equity Method diharuskan penggunaannya untuk pelaporan investasi dalam saham perusahaan jenis berikut ini:[-]. Corporate Joint Venture: Perush dimiliki dan dioperasikan oleh kelompok usaha kecil, dimana tidak satu pun yang memiliki kepemilikan mayoritas dalam saham biasa joint venture tsb.
[-]. Perusahaan dengan kepemilikan investor atas saham berhak suara, memberikan investor ”kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan" atas kebijakan operasi dan keuangan perusahaan.
Investor’s Equity Outlined:
Atas “Laba bersih” yang diumumkan oleh perusahaan investee:
[-]. Dicatat pendapatan dari investasi[-]. Peningkatan account investasiAtas ”Rugi bersih” yang diumumkan oleh perusahaan investee:Kebalikan jika “Laba Bersih”
Atas ”Pembagian Dividen” yang diumumkan oleh perusahaan investee:
[-]. Dicatat Kas/Piutang[-]. Mencatat Penurunan Account investasiContoh Kasus:PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) mengakuisisi pengaruh signifikan atas BBS dengan membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja pada awal tahun. BBS melaporkan laba sebesar $60,000 untuk tahun berjalan.RBC mencatat bagiannya atas laba BBS sebesar $ 12,000 dengan jurnal:[Debit]. Investasi pada saham BBS = $12,000[Credit]. Pendapatan dari Investee = $12,000(Pendapatan dari investasi pada PT. Baik Baik Saja $60,000 x 20% = $12,000)Catatan:
Jurnal ini disebut sebagai “Accrual Equity” yang biasanya dibuat sebagai Adjustment jurnal pada akhir periode. Apabila investee melaporkan kerugian untuk periode tersebut, investor mengakui bagiannya atas rugi tersebut dan mengurangi nilai tercatat investasi sebesar jumlah porsi kerugian.
Contoh Kasus:
PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) mengakuisisi pengaruh signifikan atas BBS dengan membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja pada awal tahun. BBS melaporkan laba sebesar $60,000 untuk tahun berjalan. BBS juga mengumumkan dan membayar dividen sebesar $20,000.
RBC mencatat bagiannya atas dividen BBS dengan jurnal:
[Debit]. Kas = $4,000[Credit]. Investasi (pd saham PT. Baik Baik Saja)= $4,000
(Penerimaan dividen dari PT. Baik Baik Saja 20% x 20.000)
Pada buku investasi akan kelihatan:
[-]. Biaya Perolehan Awal Investasi = $100,000[-]. Accrual Equity = $12,000 [=$60,000 x 20%][-]. Dividen = ($4,000) [=$20,000 x 20%]----------------------------------------------------------Saldo Investasi pada BBS = $108,000
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Materi Manajemen Keuangan
Silahkan materi manajemen keuangan berupa video PPT di download di link berikut ini: (lakukan slide show untuk memutar video). https://bit.l...
-
Soal UAS Akuntansi Keuangan Lanjutan I, silahkan download di link berikut ini. SOAL UAS AKL I, 01 Juli 2019 Jawaban di...
-
JURUSAN AKUNTANSI - FAKULTAS EKONOMI UNIBA- SURAKARTA SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II Semester 3 TA 2009/2010 P...
-
Silabus Akuntansi Keuangan Lanjutan I silahkan di download di link berikut ini: Silabus AKL I Materi Kuliah AKL I (modul) sebelum UTS PP...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar